Senin, 17 Juni 2013

Dampak Sebelum dan Setelah Penerapan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) Terhadap Biaya Produksi, Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah Di Kabupaten

Penulis : Khoirul Basri Harahap

Kebijakan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1986 tentang Pelanggaran 53 Jenis Insektisida Untuk Pengendalian Hama, kemudian menjadi tonggak sejarah bagi penerapan pengendalian hama terpadu untuk tanaman padi. Konsep Pengendalian HamaTerpadu (PHT) merupakan pilihan yang tepat untuk menjawab delamatis tersebut. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji tingkat perbedaan Biaya Produksi, Produksi dan Pendapatan petani sawah di Kabupaten Serdang Bedagai sebelum dan setelah petani menerapkan Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Metode penelitian yang digunakan adalah survey di lokasi di Kecamatan Perbaungan dan Pantai Cermin. Jumlah responden adalah 50 (lima puluh) petani, dengan 25 (dua puluh lima) petani pada masing-masing lokasi. Hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah ada tingkat perbedaan antara 2 pasang sampel yang berhubungan atau tidak, sebelum dan setelah mereka menerapkan pengendalian hama terpadu. Hasil analisis menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan terhadap biaya produksi, produksi dan pendapatan petani padi sawah sebelum dan setelah menerapkan pengendalaian hama terpadu di Kabupaten Serdang Bedagai. Kesimpulan pengendalaian hama terpadu adalah konsep yang memberikan dampak positif terhadap peningkatan produksi padi sawah, penurunan biaya produksi dan peningkatan pendapatan petani. Implikasi yang penting adalah pengendalian hama terpadu sebagai sebuah paket teknologi yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani padi sawah di Kabupaten Serdang Bedagai.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kentang (Solanum tuberosum L ) di

Penulis : DEBORA EVLYN SEMBIRING

Produksi kentang di Kabupaten Karo mengalami fluktuasi yang cenderung menurun selama lima tahun terakhir, sementara permintaan impor mengalami peningkatan khususnya dari Singapura dan Malaysia. Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis pengaruh variabel produksi kentang di Kabupaten Karo, harga domestik kentang, harga internasional kentang, nilai tukar, konsumsi kentang pengimpor utama Malaysia, konsumsi kentang di Indonesia, PDB (Produk Domestik Bruto) terhadap ekspor kentang dari Kabupaten Karo periode 1995-2010 dengan menggunakan metode analisis regresi (linier berganda) melalui Program SPSS 15.0. Hasil analisis menunjukkan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ekspor kentang di Kabupaten Karo adalah produksi kentang di Kabupaten Karo, harga internasional kentang dan konsumsi kentang di Indonesia. Sedangkan variabel harga domestik kentang, nilai tukar, konsumsi kentang di negara pengimpor utama dan Produk Domestik Kentang (PDB) tidak berpengaruh signifikan terhadap ekspor kentang di Kabupaten Karo.

Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Produksi Getah Gambir Di Kabupate

Penulis : Takdir Manurung

Gambir adalah komoditi unggulan dari Kabupaten Pakpak Bharat yang harus tetap dipertahankan, dikembangkan karena merupakan komoditas ekspor. Permasalahan utama adalah rendahnya produktivitas. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah daun gambir, tenaga kerja pengolahan, alat pengolahan, pengalaman dan kelembagaan petani terhadap produksi getah gambir kering di Kabupaten Pakpak Bharat. Data yang digunakan adalah data primer dengan melakukan wawancara dengan petani gambir dengan kuesioner di 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe, Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut dan Kecamatan Kerajaan. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah dan gambir dan alat pengolahan berpengaruh secara signifikant terhadap produksi getah gambir kering sedangkan jumlah tenaga kerja, pengalaman dan kelembagaan tidak berpengaruh secara signifikant terhadap produksi getah gambir kering. Disarankan kepada pemerintah daerah untuk memberikan kemudahan dalam pemberian atau pengadaan alat pengolahan daun gambir jenis hidrolik serta berupaya mempertahankan komoditi gambir untuk tetap dibudidayakan dan dikembangkan karena merupakan komoditi unggulan dan merupakan ikon komoditi Kabupaten Pakpak Bharat yang tidak dimiliki kabupaten lain penghasil gambir di Provinsi Sumatera Utara.

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Peternak Sapi Potong Intensif dan Tradisional di

Penulis : Muhammad Samin

Pendapatan petani peternak secara intensif maupun tradisional sangat menentukan dalam analisis usaha ternak. Analisis usaha ternak sering digunakan untuk optimalisasi produksi sehingga dapat dilihat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi. Dalam peternakan secara intensif maupun tradisional faktor produksi lebih berhubungan dengan aspek sumber daya seperti tenaga kerja serta modal. Selain itu juga ada faktor-faktor lain seperti bibit dan pakan yang menunjang produksi. Semua faktor produksi akan berpengaruh pada pendapatan usaha petani ternak. Tujuan penelitian dilakukan untuk menganalisis perbedaan pendapatan petani peternak sapi potong secara intensif dan secara tradisional; dan menganalisis pengaruh bibit, pakan dan tenaga kerja terhadap pendapatan petani peternak sapi potong di Kecamatan Pantai Cermin dan Serba Jadi Kabupaten Serdang Bedagai. Metode penelitian dengan menggunakan analisis uji beda rata-rata.dan analisis regresi berganda. Variabel indenpenden yang diteliti biaya bibit, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja. Variabel dependent adalah pendapatan peternak sapi potong. Sampel renponden yang digunakan sebanyak 60 orang yang terdiri dari 30 orang peternak sapi potong secara intensif dan 30 orang peternak sapi potong secara tradisional. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendapatan petani peternak sapi potong secara intensif lebih tinggi dari pada petani peternak sapi potong secara tradisional. Dari hasil analisis regresi, dapat diketahui bahwa secara simultan faktor biaya bibit, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani peternak sapi potong. Secara parsial factor biaya bibit dan biaya pakan yang berpengaruh nyata sedangkan biaya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata. Faktor yang memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap pendapatan petani peternak sapi potong tradisional adalah faktor biaya bibit sedangkan peternak sapi potong secara intensif adalah faktor biaya pakan.

Analisis Komparasi Pendapatan Nelayan yang Menggunakan Cold Chain System (CCS) dengan Nelayan Tradisional di

Penulis :  TERUNA TARIGAN,

Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sektor unggulan penggerak perekonomian nasional, namun hal ini belum didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil ikan yang memadai. Salah satu sarana dan prasarana yang dapat mengatasi permasalahan rendahnya mutu hasil perikanan tersebut adalah Cold Chain System (CCS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Cold Chain System (CCS), dan menganalisis perbedaan total pendapatan nelayan yang menggunakan CCS dan non CCS. Sampel dipilih dengan metode stratified random sampling dengan jumlah 60 orang. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji beda rata-rata independent sample t test. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan biaya produksi harga jual dan pendapatan antara nelayan CCS dengan nelayan non CCS. Penerapan teknologi CCS membuat mutu ikan menjadi lebih baik sehingga harga yang diterima nelayan menjadi lebih tinggi. Dalam rangka meningkatkan mutu produk ikan serta meningkatkan pendapatan nelayan Kabupaten Serdang Bedagai maka sebaiknya pemerintah mensosialisasikan teknologi CCS serta membantu permodalan nelayan untuk melengkapi kebutuhan penggunaan CCS.

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kubis (Brassica O. Capitata) dari

Penulis : NOMI BR SINUHAJI.

Permintaan ekspor kubis ke negara Malaysia dan Singapura cenderung meningkat, sementara pasar ekspor kubis dari Kabupaten Karo saat ini telah diisi oleh pesaing baru yaitu RRC, Thailand, dan Vietnam. Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis pengaruh variabel harga domestik kubis, harga internasional kubis di Singapura, harga internasional kubis di Malaysia, nilai tukar ruiah, produk domestik bruto (PDB) Singapura, produk domestik bruto (PDB) Malaysia, produksi kubis di Kabupaten Karo dan kebijakan perdagangan (CAFTA) terhadap ekspor kubis di Kabupaten Karo. Hasil analisis menunjukkan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ekspor kubis di Kabupaten Karo adalah harga domestik kubis, harga internasional kubis di Malaysia, nilai tukar rupiah, produk domestik bruto (PDB) Singapura, PDB Malaysia, produksi kubis Kabupaten Karo dan kebijakan perdagangan CAFTA. Sedangkan variabel harga internasional kubis di Singapura tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor kubis di Kabupaten Karo.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberhasilan Program Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) di Kabupaten Serdang Bedagai

Penulis : Linda Jannahari Lubis

Program P-LDPM di Kabupaten Serdang Bedagai sudah berjalan sejak tahun 2009, sehingga diperlukan penelitian untuk melihat keberhasilan program dan faktor yang berhubungan dengan keberhasilan program tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan program P-LDPM dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan program di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2009 serta menganalisis penerimaan petani peserta program P-LPDM yang berhasil dan petani peserta program P-LDPM yang tidak berhasil melaksanakan program. Metode analisis yang digunakan yaitu independent sample t- test dan chi-square melalui Program SPSS 15.0 dan melalui kriteria keberhasilan program P-LDPM Hasil analisis menunjukkan dari enam gapoktan peserta Program P-LDPM, hanya 3 yang masuk dalam kategori berhasil. Faktor yang secara signifikan berhubungan dengan keberhasilan program adalah tingkat pendidikan petani peserta dan dua faktor lainnya yang dianalisis (umur dan pendidikan non formal) menunjukkan hasil yang tidak signifikan atau tidak ada hubunganyang signifikan terhadap keberhasilan program P-LDPM. Tidak ada perbedaan penerimaan (harga) yang signifikan antara petani gapoktan yang berhasil melaksanakan program P-LDPM dengan petani gapoktan yang tidak berhasil melaksanakan program P-LDPM.